Rabu, 17 Januari 2018

Masjid Raya Al-Azhar Summarecon Bekasi



Masjid Raya Al-Azhar Summarecon Bekasi

Di Indonesia, masjid seolah wajib memiliki kubah. Namun arsitek Ridwan Kamil--Wali Kota Bandung sejak 2013--menentang pakem itu lewat Masjid Raya Al-Azhar Summarecon Bekasi.

 


Bentuk kubus Ka’bah menjadi inspirasi Ridwan. “Memang dirancang mirip Ka’bah,” ujar Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Raya Al-Azhar Summarecon Bekasi Badruzzaman Busyairi, seperti ditulis Koran Tempo, Rabu, 24 Juni 2015. “Tidak ada kaligrafi yang ditempel kecuali satu titik di atas mimbar.”

Satu-satunya penanda bahwa bangunan ini merupakan masjid adalah keberadaan minaret alias menara tinggi lengkap dengan kubah berbentuk bawang. Desain minimalis Ridwan kali ini dipadukan dengan warna terakota yang berakar pada bangunan candi di era Majapahit.





Ridwan merancang Masjid Al-Azhar Summarecon tanpa kolom-kolom penyangga di bagian dalam. Desain ini menghilangkan masalah utama dari kebanyakan masjid: saf salat yang terputus karena tiang di ruang salat. Itu sebabnya, meskipun masjid ini relatif sempit, 1.320 meter persegi, daya tampungnya mencapai 1.500 orang.



 
Ridwan juga mempertahankan masjidnya tanpa jendela. Dia membikin banyak lubang ventilasi dari terakota yang masing-masing bloknya dihiasi tulisan “Laa Ilaha Illallah”, serta arah kiblat yang terbuka dan kolam air. Di sana, terdapat bola besar yang menaungi mihrab.



Karena ventilasi yang serba terbuka, para pengunjung masjid merasa seperti sedang salat di ruang terbuka. “Tidak ada pintu sama sekali yang biasa dibuka atau ditutup. Semuanya terbuka,” ujar Abdullah Surjaya, pengunjung petang itu. Pria 30 tahun itu mengatakan Masjid Al-Azhar Summarecon punya arsitektur yang sederhana, tapi tetap berkesan mewah.

Ini bukan pertama kalinya Ridwan merancang masjid berbentuk kotak. Sebelumnya, dia mendesain Masjid Al-Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Bandung—diresmikan lima tahun lalu. Masjid ini juga sonder kubah.

Ridwan harus meyakinkan pengembang Kota Baru Parahyangan, PT Belaputera Intiland, bahwa desain masjid tidak perlu berkubah. “Ini perjuangan terberatnya,” ujar arsitek lulusan University of California Berkeley itu. Kesulitan tersebut ia alami sebagian besar karena pembahasan tentang arsitektur masjid modern jarang dilakukan di Indonesia.

Padahal bentuk masjid tanpa kubah bukan hal baru di Indonesia. Sebagai contoh, Masjid Demak dengan atap tumpuk dan Masjid Salman yang berbentuk telapak tangan sedang berdoa. Yang utama dalam desain masjid, menurut Ridwan, bukan kubah, melainkan jemaah harus bisa berbaris rapi dan menghadap ke kiblat.

Masjid Dian Al-Mahri Depok





Masjid Dian Al-Mahri Depok


Masjid Dian Al-Mahri Depok. Mesjid Kubah Emas yang terletak di Kota Depok memiliki nama asli Masjid Dian Al-Mahri. Masjid ini di bangun sejak tahun 2001 dan selesai pada akhir tahun 2006.

Masjid Dian Al Mahri dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006, bertepatan dengan Idul Adha 1427 H yang kedua kalinya pada tahun itu. Pembangunannya sudah berlangsung sejak tahun 1999, namun baru dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006. Setelah shalat Idul Adha, pemilik masjid langsung meresmikan masjid ini. Ada sekitar 5 ribu jemaah yang mengikuti prosesi peresmian masjid ini.

Dalam catatan sejarah, Masjid Kubah Emas Depok atau Masjid Dian Al-Mahri di bangun oleh seorang pengusaha asal Banten yaitu Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Dian Al-Mahri juga kerap dijadikan sebagai salah satu wisata keluarga atau wisata religi masjid kubah emas, karena bentuk kubah-kubahnya yang dibuat dari emas, membuat orang-orang tertarik untuk mengunjunginya.

Bangunan masjid memiliki luas area sebesar 60 x 120 meter atau sekitar 8.000 meter persegi. terdiri dari bangunan utama, mezamin, halaman dalam, selasar atas, selasar luar, ruang sepatu, dan ruang wudhu. Masjid mampu menampung 15 ribu jemaah shalat dan 20 ribu jemaah taklim. Masjid ini merupakan salah satu di antara masjid-masjid termegah di Asia Tenggara. 
Pada bangunan ini mempunyai beberapa kesalahan dan yang benar terjadi pada bangunan itu sendiri, kesalahan yang terdapat bangunan ini adalah :

1.      Pada kemegahan kubah yang berlapis emas memiliki beban struktur yang tidak ringan sehingga struktur utama menopan beban yang berat dan menjadi besar pada diameter struktur kolom.
2.     Terdapat banyaknya kolom yang berukuran besar sehingga memperkecil volume ruangan.
3.        Banyak relief yang sebenarnya tidak menunjang fungsi bangunan.
4.        Jarak bangunan utama dengan lapangan parkir yang jauh akibat penunjang bangunan yang besar dengan pengunjung yang banyak memerlukan lahan parkir yang besar

Kelebihan yang terdapat pada banguan adalah :
1.            Bangunan masjid memiliki 5 kubah yang berlapis emas setebal 2 sampai 3 milimeter dengan satu kubah utama dan 4 kubah penunjang. Bangunan masjid ini memiliki ciri khas yang sama dengan masjid yang ada di timur tengah.
2.          Memiliki relief hiasan di atas tempat imam juga terbuat dari emas 18 karat. Begitu juga pagar di lantai dua dan hiasan kaligrafi di langit-langit masjid.
3.          Memiliki lampu gantung sebagai ornamen yang langsung didatangkan dari italia yang memiliki berat 8 Ton.
4.          Halaman dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret) berbentuk segi enam atau heksagonal, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari Italia dengan ornamen melingkar.


Awal pertama kali berdiri masjid kubah emas dibangun untuk kegiatan islamic dan untuk keperluan beribadah masyarakat sekitar namun seiring berjalannya waktu banyak masyarakat dari luar daerah tertarik akan kemegahan masjid tersebut sehingga kawasan masjid tersebut dibuka untuk umum.

Pada lantai 2 terdapat pagar yang berlapis emas sehingga kemegahan dapat terlihat meski dari kejauhan. Akan tetaoi masjid ini membutuhkan pengamanan yang memadai guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

Masjid ini selain sebagai menjadi tempat ibadah salat bagi umat muslim sehari-hari, kompleks masjid ini juga menjadi kawasan wisata keluarga dan menarik perhatian banyak orang karena kubah-kubahnya yang dibuat dari emas. Selain itu karena luasnya area yang ada dan bebas diakses untuk umum, sehingga tempat ini sering menjadi tujuan liburan keluarga atau hanya sekadar dijadikan tempat beristirahat.